Jumat, 30 Januari 2015

Cerita Ku Dengan Tante Untung

Cerita Ku Terulang Kembali Dengan Tante Untung

Pertemuan Kembali dengan Tante Untung di Bandung Hari berganti hari, dan tak terasa sudah hampir dua tahun aku kuliah. Hubunganku dengan ketiga wanita kakak beradik tersebut tetap berlanjut, sementara hubunganku dengan tante Untung tetap berjalan via surat atau kadang kami saling menelepon. Tante Untung punya alamat PO. Box khusus di Medan, sehingga surat-surat cintaku padanya selalu dapat dia terima dan terjaga kerahasiaannya. Pada suatu hari kuterima telepon darinya. Tante Untung sudah di Bandung bersama rombongan ibu-ibu pejabat dari Medan. Menurut rencana siang hari ini rombongan tersebut akan kembali ke Jakarta, tante Untung masih tinggal 1 ? 2 hari lagi, alasannya mau nengok famili. Sebelum ibu-ibu bertolak kembali ke Medan, maka tante Untung akan sudah tiba di Jakarta bergabung dengan rombongan tersebut. Siang itu dia mengundangku untuk segera menemuinya di hotel Panghegar. Segera aku menuju hotel tersebut, langsung aku menuju ke lantai 5, ke kamar 509 tempat menginap kekasihku itu. Hatiku berdebar
menahan kegembiraan dan kebahagiaan saat kuketuk pintu kamar tersebut, tak lama kemudian pintu terbuka dan segera aku menghambur masuk dan segera memeluk serta mencium muka dan bibirnya untuk melampiaskan rinduku kepadanya. Setelah beberapa saat kami tenggelam dalam pelukan dan ciuman kerinduan, direnggang-kan pelukannya, dipandanginya aku sepuas-puasnya, nampak tante Untung masih cantik dan menggairahkan. Tubuhnya tambah padat berisi ditutup baju tipis yang tembus pandang. Tanpa banyak bicara segera kulepas baju dan pakaian dalamnya, sehingga tak sehelai benangpun melekat pada tubuhnya, kubaringkan badannya dia atas tempat tidur telentang menghadapku. Segera kulepas seluruh pakaianku, aku sengaja tidak memakai celana dalam, sehingga begitu kulepas celana jeanku, maka tugu monasku langsung mencuat tegak berdiri. Kuserbu memeknya dengan jilatan-jilatan lidahku, kembali erangan yang pernah kudengar; terdengar merdu di telingaku, menambah gairah dan hasratku. Aku bangkit dan jongkok tepat di dekat mukanya, segera kusorongkan penisku ke mulutnya, tanpa kuminta tante Untung segera memegang penisku dengan kedua tangannya dan memasukkan ke mulutnya. Dihisap dan kadang pelan digigitnya penisku, sehingga semakin mengeras dan tegak. Segera kuputar posisi tubuhku, dalam posisi tengkurap menindihnya, kujilati memeknya, sementara penisku terus dikulum dan dijilatinya. Pada akhirnya, tante Untung tak tahan lagi. Dia memintaku untuk segera memulai permainan. Dipegangnya penisku dan dibimbingnya masuk ke liang vaginanya, penisku segera bergerak cepat dan keras menghunjam memeknya. Kami bercumbu benar-benar seperti kuda binal, diangkat tinggi-tinggi pantatnya, menyambut serbuan penisku yang menyentak dengan keras dan cepat. Kepalanya bergerak-gerak kiri-kanan, kadang mendongak, tak henti-hentinya terdengar erangan dan pekikan kecil dari mulutnya, saat hunjaman kontolku terasa nikmat olehnya. Batang penisku yang keras menggesek dinding dalam vaginanya berirama dan cepat. Hingga sesaat kemudian terasa kontolku disiram oleh cairan memeknya saat orgasme dicapainya. Aku teruskan gerakan pantatku, yang terus mendorong dan menarik kontolku keluar masuk memeknya. Tempat tidur menjadi berantakan nggak karuan, bantal guling sudah berserakan jatuh di lantai, keringat keluar deras dari pori-pori kulitku, menetes jatuh membasahi tubuhnya. Kami bercumbu sambil bergulingan, kadang aku di atas menindihnya, kadang dia di atas menduduki tubuhku. Sampai akhirnya denyutan di kontolku semakin terasa, kupercepat genjotanku.., akhirnya dengan hentakan keras dan geraman mulutku tercapailah klimaks. Kusiram memeknya dengan air maniku, kutekan penisku dalam-dalam ke memeknya. Tante Untung memberiku kesempatan sejenak untuk menuntaskan klimaksku, sesaat kemudian dibaliknya badanku telentang, serta merta digerakkan pantatnya hingga penisku yang masih tegang menggesek dinding vaginanya, semakin cepat dan keras dan sesaat kemudian orgasme yang kedua dicapainya. Dipeluk erat tubuhku, mulut kami saling berpagut dalam ciuamn yang panjang. Lidah kami tak henti-hentinya beradu.., pokoknya kami benar-benar menikmati senggama kami dan melampiaskan rasa rindu kami. Tubuh tante Untung tetap menindihku. Penisku tetap kubiarkan di dalam memeknya, anehnya walau sudah kumuntahkan air maniku tapi kontolku tetap berdiri meskipun tidak sekeras tadi, sekali-kali kudenyutkan sehingga gerakan kontolku terasa oleh tante U. Tante U membalas dengan mengejan, sehingga terasa kontolku seperti ada yang meremas. Begitu berkali-kali kami lakukan, sampai akhirnya kontolku mengeras dan mengeras lagi. Kurobah posisi tubuh kami, kuatur posisi tubuhnya dalam posisi nungigng, dan segera kembali kontolku beraksi menghujani memeknya. Erangan dan pekikannya terdengar keras tak ditahan. Diputar kepalanya dan kedua tangannya meraih mukaku, kembali kami berciuman hangat dan mesra, genjotan penisku terus berlangsung. Oh..eghm..ough..aah..aah..terus..teruus..nugie..ough.. ooh..enaakk.. eghm..kubuat tante Untung, mabuk kepayang, merintih, mengelinjang-ngeinjang tubuhnya hingga orgasme dirasakan kembali olehnya. Aku baringkan tubuhnya dalam posisi miring, dari belakang dan dalam keadaan kakinya menutup, terus kugenjot keras memeknya. Terasa olehku penisku dijepit oleh gumpalan-gumpalan dinding vaginanya. Beberapa saat kemudian aku duduk bersimpuh, tante U menghadap dan memelukku. Digerakan pantatnya naik-turun, sehingga penisku bebas keluar masuk menggesek dinding vaginanya. Mulutku terus mengulum payudaranya, dia benar-benar merasakan nikmat yang luar biasa. Semakin lama-semakin menggila gerakan tubuhnya, kepalanya seringkali mendongak ke atas disertai lolongan hysteria.. ooh.. oh.. enaak.. nugie.. ough.., tiba-tiba dipercepat gerakan dan mulutku dilumat oleh mulutnya, eghmm..eghmm..dan tercapai lagi orgasme olehnya. Cairan vaginanya yang hangat mengguyur batang penisku. Kubiarkan sebentar tante Untung menikmati orgasmenya, kemudian kubaringkan lagi tubuhnya dan kubuka pahanya lebar-lebar. Kutindih tubuhnya dan kuserbu memeknya dengan hunjaman dan sentakan kontolku. Keras dan cepat gerakanku..akhirnya denyutan kontolku terasa, kupercepat.. dan semakin cepat.. Lagi-lagi tante U merasakan sentakan-sentakan keras di dinding memeknya, malahan mengimbangi gerakanku. Aksiku itu berlangsung cukup lama, hingga akhirnya diapun merasakan kenikmatan yang luar biasa dalam senggama itu, hingga kami berdua menrcapai orgasme bersama. Kurebahkan badanku disampingnya, tante U merebahkan kepalanya didadaku, kaki kanannay disilangkan di atas perutku, terasa memeknya yang hangat dan berlendir menempel di perutku. Mulut kami saling berpagut, melumat dan memainkan lidah. Benar-benar kami berdua saling menumpahkan rasa rindu dan cinta. Enggan rasanya aku mengakhiri moment itu. Gumpalan rasa yang terpendam selama kami berpisah, rasanya masih belum habis. Tanpa terasa air mataku meleleh membasahi pipiku. Aku berbisik sangat merindukan dan mencintainya dan enggan berpisah lagi dengannya. Diusapnya air mataku, dicium dan dibelainya mukaku dengan segenap rasa kasihnya. Kami saling tersenyum dan berbicara setengah berbisik untuk menumpahkan rasa rindu kami. Tiba-tiba dia bertanya tentang kelanjutan affairku dengan ketiga wanita kakak beradik Yanti, Rina dan Rani. Aku memang pernah cerita ke dia perihal affairku dengan mereka, namun aku memang merasakan bahwa bagaimanapun perasaan cinta dan kasih sayangku tetap pada tante U. Tante U mencubitku gemas dan berkata: gombal..kamu nugie.. Aku benar-benar iri dan cemburu pada mereka. Sesaat kemudian dia bangkit dan segera menghampiri pesawat telepon. Segera tante U memesan makanan kesukaanku, Steak daging dan tak lupa pula dia menambah pesanan-nya dengan dua butir telor setengah matang dan segelas susu segar untukku. Untuknya dipesannya slad dan roti tawar serta segelas air putih. Setengah jam kemudian pesanan datang. Saat itu kami baru saja bercumbu kembali, penisku baru beberapa kali menghu-jani memeknya. Dengan agak terpaksa, kucabut kontolku, segera aku melompat bangun dan mengenakan piyama, pintu kamar kubuka sedikit dan segera kuterima pesanan tersebut, sambil tak lupa sekedar tip buat pelayan hotel itu. Kami makan di atas ranjang, tanpa busana. Bergantian kami saling menyuapi, kadang-kadang mulut kami berpagutan, makanan yang sedang kukunyah aku pindahkan ke dalam mulutnya, demikian bergantian. Kami bereskan tempat makan dan sisa makanan, dan sesaat kemudian tubuh kami mulai bercumbu, bergumul dan bercinta kembali. Kami benar-benar tak mau banyak kehilangan waktu. Kami bercinta hingga menjelang maghrib. Kami turun dari pembaringan untuk mandi, bersama-sama kami menuju ke kamar mandi, sambil bercanda kami mandi bersama. Kami berendam bersama di bak mandi whirphool dengan air yang hangat, air di bak whirphool diberinya sabun cair hingga berbusa banyak, baunya lembut dan wangi. Kubasuh sekujur badannya dengan sabun cair yang dibelinya di Singapore. Lembut dan harum baunya, bergantian kami saling menyabuni. Saat dia menyabuni tubuhku, sengaja kontolku diremas-remas. Reaksinya anda pasti tahu. Kontolku kembali berdiri dan mengeras. Segera kudorong tubuhnya hingga bersandar pada dinding bak whirphool. Kubuka pahanya, kutindih tubuhnya dan kudorong masuk penisku ke dalam memeknya. Di bak whirphool kami kembali bercinta, terdengar bunyi air berkecipak, lehernya kuhujani dengan ciuman bibirku. Di bak whirphool kami bercinta dalam beberapa posisi, dan posisi terakhir yang membuatnya mencapai orgasme adalah posisi dimana aku telentang menyandar dinding whirphool dan tante U aktif mengerakkan pantatnya naik-turun mengocok penisku keluar masuk memeknya. Kedua tangannya memegang bahuku, sementara tanganku meremas-remas pantatnya, kedua buah dadanya kuhisap dan kujilati dengan mulut dan lidahku. Posisi menunggang kuda seperti itu benar-benar membuatnya nikmat.., hingga dua kali dia mencapai orgasme. Kuangkat berdiri tubuhnya, satu kakinya aku tumpangkan di atas dinding whirphool, dari belakang kuhunjamkan kontolku dan kuhentak cepat dan keras. Denyutan kontolku semakin terasa, erangan dari mulutnya semakin keras saat kupercepat gerakan penisku menggesek dinding vaginanya. Sekali lagi tante U mencapai orgasme, dan akhirnya air maniku tertumpah dalam memeknya, mengiringi klimaks yang kucapai. Kembali kami berendam, tanganku mengosok memeknya untuk membersihkan liang sengamanya dari air maniku, penisku dibersihkan tante U dengan menggosok lembut. Selesai mandi kukeringkan tubuhnya dengan handuk lembut yang dibawanya. Saat aku mengeringkan memeknya, dengan lembut dan mesra memeknya kujilati. Berikutnya ganti tante U mengeringkan tubuhku, saat tante U mengeringkan selangkanganku diku-lum dan dihisap penisku. Aku memejamkan mata menikmati apa yang tante U perbuat. Kami benar-benar menikmati apa yang saat itu kami lakukan, tak terlintas rasa sesal atau dosa atas perbuatan kami tersebut. Selesai mandi kubopong badannya dan kubaringkan ditempat tidur, kembali mulut dan lidahku menghujani memeknya dengan ciuman dan jilatan-jilatan yang memabukkan. Kami bermain satu ronde. Setelah itu kami berpakaian, tante U membuka kopernya dan mengambil satu bungkusan untuk kemudian diberikannya padaku, saat kubuka bukan main senang hatiku, dibelikannya aku 2 stel baju mahal, dan sepasang sepatu ber-merk kesukaanku. Segera kukenakan baju dan celana pemberiannya, memang nampak pas betul model dan ukurannya dengan badanku. Kupeluk dan kucium tante U sambil tak lupa kuucapkan terima kasih padanya. Sebelum kami keluar kamar, dibuka tasnya dan diberikan padaku sebuah kotak kecil terbungkus rapi kertas kado. Segera kubuka, dan ternyata sepasang arloji merk SEIKO dengan model yang cantik. Kukenakan jam tangan wanita pada tangannya dan sebaliknya tante U mengenakan jam tangan laki-laki di tanganku. Kembali kami berciuman dengan mesra. Tiba-tiba terdengar telpon berdering, kulepas pelukanku dan kuraih gagang telepon. Terdengar suara resepsionis di seberang, memberitahu kalau pesanan taksi sudah tiba. Kami berdua segera turun, tak puas-puas aku memandang tante U. Sungguh anggun dan cantik sekali dan serasi betul dengan baju yang dikenakannya. Aku benar-benar berun-tung menjadi kekasihnya. Kami makan malam di rumah makan TIZI'S di dago, sambil menikmati life musicnya. Kemudian kami berjalan-jalan di BIP, banyak orang memandang kami berdua. Mereka pasti mengagumi kecantikan tante U. Pukul 21.00 kami sudah ada di dalam kamar. Tanpa menunggu aku segera beraksi mencumbunya, dan akhirnya tubuh kami menyatu, dalam gelora birahi yang membakar jiwa dan raga kami. Kami bercumbu sepanjang malam, hingga pukul 03.00 dini hari. Dengan perasaan puas kami tidur lelap, setelah bercinta sepanjang hari. Dering telepon membangunkan kami, segera kuraih; ternyata resepsionis cantik hotel ini menyampaikan bahwa sudah pukul 09.00 WIB. Sebelum tidur aku memang sudah pesan pada resepsionis, agar dibangunkan jam 09.00 WIB. Segera kami mandi dan bergegas ke stasiun, kuantar tante U ke Jakarta menyusul rombongannya yang akan berangkat ke Medan pukul 15.25 WIB. Sesampai di stasiun Gambir segera kupanggil taksi untuk mengantar kami ke hotel tempat rombongan mengi-nap. Pukul 13.40 WIB kami tiba di hotel. Tante U kuantar hingga ke lantai dimana kamarnya berada. Kebetulan lift kosong hanya kami berdua, kesempatan itu kami pergunakan untuk berciuman, seolah tak ingin kami berpisah. Kubiarkan pintu lift menutup kembali, walaupun sudah sampai di lantai tujuan, bahkan segera kupencet tombol ke lantai teratas. Di balkon lantai teratas yang sepi kami kembali berpelukan dan berciuman. Tiba saatnya kami harus berpisah. Berat nian perasaanku melepas tante U kembali ke Medan. Tak terasa air mataku bergulir jatuh, nampaknya tante U juga sangat kehilangan. Didekap dan dipeluknya tubuhku erat-erat, diciumi wajah dan mulutku. Perlahan direnggangkan pelukannya, mulutnya sudah tak kuasa lagi mengucapkan sesuatu, air mata nampak deras mengalir dari pelupuk matanya. Dibuka tasnya dan diambilnya sejumlah uang serta diselipkan dalam saku bajuku. Aku menahan tangannya dan kuminta untuk jangan memberiku uang seperti itu. Kupaksa dia menerima kembali uangnya dan segera kupeluk erat lagi tubuhnya dan kucium mulutnya. Akhirnya kulepas pelukanku dan aku bisikan ucapan selamat jalan. Kembali kami bergandengan menuju lift untuk turun ke lantai kamarnya, pintu lift terbuka dan segera tante U keluar. Kuantar tante U dengan pandanganku hingga ke pintu kamarnya. Diketuknya pintu kamar dan sesaat kemudian pintu terbuka, seorarng wanita sebaya dengan tante U terlihat dan sesaat kemudian tante U hilang dari pandanganku, masuk ke dalam kamarnya. Kereta Parahyangan berjalan meninggalkan stasiun Gambir menuju Bandung. Hatiku masih merasa sedih dan kehilangan dengan kepergian tante U. Mataku memandang jauh keluar jendela dan pikiranku melayang entah kemana, melamunkan kembali saat-saat aku bersama dengan tante U. Hingga tiba-tiba aku dikejutkan oleh sapaan seorang gadis. Kupalingkan wajahku melihatnya, dan berdesir hatiku melihat kecantikannya. Diper-lihatkan tiketnya padaku, tempat duduknya rupanya bersebelahan denganku. Kugeser dudukku merapat ke jendela, si gadis cantik menjatuhkan pantatnya dikursi di sebelahku. Sesaat kami saling berdiam diri. Akhirnya kuberanikan diri menyapanya dan kami bersalaman saling mengenalkan diri. Ternyata gadis ini enak diajak ngobrol, dia kuliah di UNPAD jurusan Sastra Perancis. Kami cepat akrab dan dia tak keberatan mem-beri alamat kostnya. Tiba di Bandung pukul 19.30 WIB. Rupanya tak ada yang menjemputnya. Kutawarkan jasa untuk mengantarnya hingga ke tempat kost. Dengan gembira diterimanya tawaranku. Dia kontrak rumah di Sekeloa bersama seorang adik lelakinya yang kuliah di ITB tingkat pertama. Setelah mengobrol sejenak aku pamit pulang dan berjanji akan main ke rumahnya di saat-saat dia tidak lagi sibuk. End